Jumat, 19 April 2013

TAQWA

Takwa


إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون
ياأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا
ياأيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفرلكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما, أما بعد ...
فأن أصدق الحديث كتاب الله, وخير الهدى هدى محمد صلى الله عليه وسلم, وشر الأمور محدثاتها, وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة, وكل ضلالة في النار.
Sidang Jum'at rahimakumullah 
Dalam Kesempatan jumat yang berbahagia ini mari kita berinstropeksi diri sampai sejauh mana amal ibadah kita kepada Allah SWT dalam seminggu ini apakah meningkat atau justru menurun. Untuk kami mengingatkan kepada semua jama'ah wabil khusus diri sendiri untuk senantiasa meningkatkan Takwa Kepada Allah SWT. Takwa adalah bekal hidup paling berharga dalam diri seorang muslim. Tanpanya hidup menjadi tidak bermakna dan penuh kegelisahan. Sebaliknya, seseorang akan merasakan hakikat kebahagiaan hidup, baik di dunia mau pun di akhirat apabila ia berhasil menyandang sebagai orang yang bertakwa.

Kata takwa sudah amat akrab di telinga kita. Tiap khutbah Jumat sang khotib senantiasa menyerukannya. Bahkan di tiap bulan Ramadhan, kata taqwa pun menghiasi ceramah-ceramah atau kultum-kultum yang diadakan. Taqwa adalah bekal hidup paling utama.

Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah, maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa. Kata Rasulullah SAW, "Saya wasiatkan kepadamu, bertakwalah engkau kepada Allah karena takwa itu adalah pokok dari segala perkara."  [Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Kitab Tanbih al-Ghofilin li Abi Laits As-Samarkindi]

Secara lughah (bahasa), takwa berarti: takut atau mencegah dari sesuatu yang dibenci dan dilarang. Sedangkan menurut istilah, terdapat pelbagai pengertian mengenai takwa. Ibn Abbas mendefinisikan, taqwa adalah takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya. [tafsir Ibn Katsir, hal. 71]

Imam Qurthubi mengutip pendapat Abu Yazid al-Bustami, bahwa orang yang bertakwa itu adalah: "Orang yang apabila berkata, berkata karena Allah, dan apabila berbuat, berbuat dan beramal karena Allah." Abu Sulaiman Ad-Dardani menyebutkan: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang kecintaan terhadap hawa nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah." [Al-Jami li Ahkamil Qur'an, 1/161]. Sedangkan Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan, bahwa hakikat taqwa adalah taqwa hati, bukan takwa anggota badan." [lihat: Ibn Qayyim al-Jauziyyah, kitab al-Fawaid, hal.173]

Umumnya, para ulama mendefinisikan taqwa sebagai berikut: "Menjaga diri dari  perbuatan maksiat, meninggalkan dosa syirik, perbuatan keji dan dosa-dosa besar, serta berperilaku  dengan adab-adab syariah." Singkatnya, "Mengerjakan ketaatan dan menjauhi perbuatan buruk dan keji." Atau pengertian yang sudah begitu populer,  taqwa adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.

Dari definisi-definisi di atas menunjukan bahwa urgensi taqwa sudah tidak diragukan lagi, apalagi Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW. secara berulang-ulang menyeru kita supaya bertaqwa. Khusus bagi orang-orang yang bertakwa, Allah telah menjanjikan berbagai  macam keistimewaan atau balasan atas mereka, di antaranya: pertama, bagi siapa saja yang bertaqwa kepada-Nya, maka akan dibukakan baginya jalan keluar ketika menghadapi pelbagai persoalan hidupnya. (QS Ath-Thalaq: 2).

Kedua, memperoleh rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS At-Thalaq:3). Ketiga, dimudahkan segala urusannya (QS Al-Thalaq:4). Kelima, diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan bahkan Allah SWT. akan melipatgandakan pahala baginya (QS Al-Thalaq: 5). Keenam, orang yang bertaqwa tidak akan pernah merasa takut, mengeluh, was-was  dan sedih hati (QS Yunus: 62-63). Ketujuh, mereka yang bertaqwa akan memperoleh berita gembira (al-busyra), baik di dunia maupun di akhirat (QS Yunus: 64).

Di samping memberikan motivasi, janji-janji yang terkandung dalam ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang keutamaan taqwa dan fungsionalnya terhadap problematika kehidupan seorang  muslim. Oleh sebab
itu, tidak semestinya bagi seorang muslim atau mukmin memandang remeh perkara ini. Pasal, taqwa berfungsi sebagai bekal hidup yang paling esensial dan substansial.

Lebih-lebih, bagi seorang pemimpin yang sedang memikul amanah dan tanggung jawab, bekal ketaqwaan tentunya sangat diperlukan. Tidak mustahil, seorang pemimpin, apa pun posisi dan levelnya akan  mampu  menunaikan tugas-tugasnya dengan baik, menemukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya serta dapat mencapai tujuan kolektifnya, apabila pemimpin tersebut membekali dirinya dengan ketakwaan kepada Allah.

Ibadah puasa Ramadhan tahun ini sudah hampir tiba. Kehadirannya merupakan momentum yang sangat berharga bagi kita untuk bermuhasabah dan berlomba-lomba dalam memperbanyak amal kebajikan sehingga kita betul-betul termasuk golongan insan bertakwa.  Wallahu'alam bis shawab.


    فاستبقوا الخيرات, أقول قو لي هذا واستغفروا الله انه هو الغفور الرحيم.

SABAR DAN TAWAKKAL



Sabar dan Tawakkal Memelihara Agama
اَلحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَحْمَدُهُ  عَلَى صُنُوْفِ نِعْمُهِ. اَشْكُرُهُ عَلَى خَيْرِالْقَدْرِ وَشَرِّهِ. وَاسْتَزِيْدُهُ مِنْ جَزِيْلَ عَطَائِهِ وَبِرِّهِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَنْ اَوْجَدَهُ بَعْدَ عَدَمِهِ, وَامْتَزَجَ تَوْحِيْدُهُ بِلَحْمِهِ وَدَمِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ بَرِيَّتِهِ, اَلْمَخْصُوْصُ بِوَحْيِهِ وَرِسَالَتِهِ. اَللَّهُمُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ المُوْفِيْنَ بِعَقْدِ ذِمَّتِهِ وَاِيْمَانِهِ. اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَّقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan menajalankan syari’at islam dengan bersungguh-sungguh dalam artian melaksanakan semua perintahNya dan menjuhi segala apa yang dilarangNya.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia !!!
Memeluk  agama Islam atau masuk islam itu merupakan perkara yang  sangat mudah, dan tidak ada kesukarannya. Dapat dilakukan oleh segala orang yang tidak gila (sadar/sehat rohani). Akan tetapi mengerjakan peraturan yang telah diatur  oleh agama islam itu tidak semua orang dapat melakukannya. Karena hal tersebut harus dibaringi dengan kesabaran dan tawakkal atau penyerahan diri kepada Allah SWT.
Tawakkal ‘alallah merupakan hal yang teramat berat dirasakan hawa nafsu kita manusia, begitupula dengan sabar dalam mengahadapi cobaan dan godaan. Suka bersabar dan bertawakkal itu adalah suatu senjata yang perlu ada pada setiap pemeluk agama Islam dalam menjalankan perintah Allah SWT, dan menolak segala perbuatan terlarang  dalam agamanya.
 Orang yang beriman kepada Allah dengan  sesungguhnya bersabar bertawakkal kepadanya dalam menjalankan perintah-perintah yang trdapat didalam agamanya. Tidaklah dapat  diganggu dan diperdayakan oleh Syaithan dan kaki tangannya. Sebagaimana ferman Allah SWT:
اِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطاَنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ (النحل: ۹۹)
Artinya: “Sesungguhnya syaithan tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan menyerahkan diri kepada Allah.” (An-Nahl: 99)
Jadi syaitan itu  hanya dapat memperdayakan orang-orang yang tidan beriman dan tidak  menyerahkan diri kepada Allah. Fiman Allah:
اِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَوْنَهُ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُوْنَ (النحل:١٠٠)
Artinya: “Hanya kekuasaan syaithan itu atas orang-orang yang menurutkan bujukannya dan orang-orang yang menyekutukan Allah.” (An-Nahl:  100)
Janji hendak melakukan kebaikan, hendak bersedekah, berinfaq dll amal kebaikan, dapat dirasakan dan dipungkiri karena menuruti bujuk rayuan syaithan. Syaithan membisikkan kedalam hati orang yang hendak mengorbankan hartanya dijan yang diridhoi Allah SWT, bahwa nanti hartanya  habis dan susuah mendapat gantinya dan lain sebagainya. Syaithan terus membisikkan sehingga timbul keraguan, menggoyangkan imannya dan akhirnya ia tidak percaya kepada janji Allah SWT didalam Al-Qur’an.
Sidang jama’ah jum’ah yang berbahagia !!!
Untuk menghindari ketergelinciran beragama kedalam bujukan syaitan maka hendaklah ia memperhatikan firman Allah:
وَلَاتَتَّخِذُوْا اَيْمَانِكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوْتِهَا وَتَذُوْقُوْا السُّوْءَ صَدَدْتُمْ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ وَلَكُمْ عَذُابٌ عَظِيْمٌ. (النحل: ٩٤)
Artinya:  Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai tipu day antara kamu karna nanti tergelincir kaki sesudah tegaknya dan nanti kamu merasakan bahaya kejahatan lantaran kamu berpaling dari jalan Allah dan bagi kamulah azab yang besar.” (An-Nahl: 94)
Demikianlah jika pemeluk agama tidak berhati sabar dan tidak bertawakkal kepada Allah, mudah ditipu dan digelincirkan imannya oleh syaithan.
Maka waktu mengeluarkan harta untuk keperluan agama Allah hendaklah kita berkeyakinan bahwa apa yang ada pada sisi Allah lebih banyak, lebih baik dan kekal dari apa yang kita miliki dan Allah tidak pernah memungkiri janji-janji Nya tetapi syaithanlah yang selalu berdusta dan mengingkari janji Nya
Dan lagi untuk memelihara iman hendaklah kita tawakkal menyerahakan diri kepada Allah dan berhati sabar dalam menghadapi segala macam cobaan dan ujian, karena dengan itulah kita dapat melaksanakan perintah-perintah agama, sehingga berpengaruh didalam masyarakat hidup kita. Semoga Allah teguhkan iman kita dan diberikan kita kesabaran dan tawakkal dalam menjalankan perintahnya dan menjauhkan laranganNya, sehingga kita selamat didunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin Yarabbal ‘Alamin
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. مَاعِنْدَكُمْ يَنْفَدُوْ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوُااَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (النحل: ٩٦)
Artinya:  “Apa-apa yang pada sisi kamu  bisa habis, tetepi apa-apa yang ada pada sisi Allah  kekal,  dan kami akan  membalas orang-orang  bersabar  dengan ganjaran  yanglebih baik dari usaha yang mereka telah kerjakan.” (An-Nahl: 97)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ عَظِيْمِ. وَنَفَعْنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمَنْكُمْ  تَلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُاللَه الْعَظِيْمِ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتُ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُرُ الرَّحِيْمِ.

jalan mendekATI TUHAN

Jalan Mendekati Tuhan
الَحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الحَيَاةَ رَأْسَ مَالِنَا فِيْ هَذِهِ الدَّرِ. وَبِهَا يَتَمَكَّنُ اَنْ نَعْمَلَ لِسَعَادَةِ دَارِ الْقَرَارِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ اَمَرَنَا اَنْ نَفْعَلُ الخَيْرَ وَ نَتْرُكُ الشَّرَّقَ فِيْ خُشُوْعٍ وَاِخْلاَصِ السَيْدِ الاَخْيَارِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تَرَكْنَا عَلَى الخَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ لَيْلِهَا كَالنَّهَارِ. اَللَّهُمُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الهُدَاةِ الْاَطْهَارِ. اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَّقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan menajalankan syari’at islam dengan bersungguh-sungguh dalam artian melaksanakan semua perintahNya dan menjuhi segala apa yang dilarangNya.
Saudara-saudara qaum muslimin yang berbahagia !!!
Sesungguhnya Allah SWT amat dekat dengan manusia, lebih dekat dari pada urat nadi kita sendiri,  sebagaimana diterangkan didalam Al-Qur’an:
وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ  مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدُ  (ق: ١٦)
Artinya: “Dan kami lebih dekat kepadanya dari urat nadinya (lehernya)”. (Qaf: 17)
Maksud dari ayar ini sebenarnya ialah Allah  lebih mengetahui keadaan kita dari diri kita sendiri. Disini bukan hendak dibicarakan tentang dekat atau jauhnya Tuhan kepada kita. Tetapi tentang jalan yang dapat mendekatkan diri kepadanya supaya mendapatkan keridhaannya.
Kedudukan kita akan dekat kepada Allah jikalau kita termasuk kedalam golongan MUQARRABIN, yakni orang-orang yang mendekatkan diri. Dan jauh kedudukan kita kepada Allah jikalau termasuk kedalam golongan  MAGHDHUBIN (orang-orang yang sesat/dibenci) kalau kita jalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya, maka kita tergolong kedalam qaum MUQARRABIN. Dan sebaliknya, kita akan mendapat gelar MAGHDHUBIN. Jadi kedudukan kita bisa dekat kepada Allah dan bisajuga jauh dari pada-Nya.
Adapun jalan mendekati Tuhan, tidak dapat kita tempuh dari melalui satu jalan saja, seperti dari sudut akhirat saja, atau keduniaan saja. Karena agama islam itu adalah agama dunia akhirat. Didunia kita harus baik dan akhitar juga harus baik agar kehidupan dunia akhirat dapat stabil. Sebagaimana Allah SWT mengajarka kita berdoa didalam Al-Qur’an:
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار (البقرة ١٠٢)
Artinya: “Ya Tuhan kami, beriakankah kami kebaikan didunia, dan kebaikan diakhirat, dan selamatkanlah kami dari siksaan neraka”. (al-Baqarah: 102)
Dan Nabi kita Muhammad SAW  telah bersabda:
ليس بخيركم من ترك الدنياه لاخرته, ولاخرته لدنياه, حتي يصيب منهما جميعا فأن الدنيا بلاغ ألى الاخرة, ولاتكونوا كلا على الناس (ابن عساكر)
Artinya: “Bukanlah orang-orang yang paling baik dari pada kamu siapa yang meninggalkan dunianya karena akhirat, dan tidak pula meninggalkan akhiratnya karena dunianya, sehingga ia dapat kedua-duanya semua. Karena di dunia itu penyampaikan akhirat. Dan jangankah kamu jadi memberatkan atas sesama manusia“.  
Saudara-saudara yang berbahagia !!!
Manusia di jadikan oleh tuhan di dunia ini,adalah bertanggung jawab dihadapan Tuhan atas segala usaha dalam penghidupan didunia.segala nikmat yanng di berikan oleh tuhan kepadanya, seperti kekuatan dan pengetahuan harus di gunakan di jalan yang di benarkan oleh Allah SWT, menurut petunjuk-Nya, untuk mencari keridhoan-Nya. Pendeknya kita harus berusaha untuk kebaikan dunia ini dengan segala kemampuan yang ada pada diri kita,  yaitu kebaikan yang akan di rasakan oleh keluarga, bangsa dan manusia seluruhnya.
Semakin rajin kita menunaikan tugas kewajiban dan tanggung jawab untuk kemaslahatan umum, maka semakin dekat pulalah kedudukan kita kepada Allah SWT, dan semakin melimpah ruah nikmatnya kepada kita di samping mengerjakan kewajiban individu kepada Allah seperti; sholat, puasa, zakat dan haji. Sebaliknya semakin malas dan enggan menunaikan tugas dan tanggung jawab maka semakin jauhlah kedudukan kita dan semakin menjauh rahmat  Allah dari diri kita. Maka jalan mendekati tuhan itu, ialah bekerja sungguh-sungguh didalam urusan duniawi ini  untuk kebaikan dan kemaslahatan ummat manusia, agar dengan usahanya itu keadaan ummat menjadi lebih baik, disamping ia menjalankan kewajibannya dalan hal ‘ubudiyah kepada Allas SWT.
Semoga dengan yang adil itu, yakni tidak tidak tebang pilih, antara urusan duniawi dan ukhrawi. Allah tetep menolong ruang gerak kita dan amal ibadah kita untuk kebaikan kita didunia dan di akhirat. Amin Allahumma Amin YRB.....
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتُّقُوْا رَبَّكُمْ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَاَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ اِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ. (الزمر: ١٠)
Artinya: “Katakanlah: hai hamba-hambaku yang beriman, takutlah kepada tu hanmu bagi orang-orang yang berbuat kebaikan, di dunia ini ada kebaikan. Dan bumi Allah itu luas sesungguhnya orang-orang yang sabar itu disempurnakan ganjarannya dengan tidak terhitung”.  
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ عَظِيْمِ. وَنَفَعْنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمَنْكُمْ  تَلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُاللَه الْعَظِيْمِ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتُ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُرُ الرَّحِيْمِ.

KHUTBAH JUM'AT SINGKAT

Sabar dan Tawakkal Memelihara Agama
اَلحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَحْمَدُهُ  عَلَى صُنُوْفِ نِعْمُهِ. اَشْكُرُهُ عَلَى خَيْرِالْقَدْرِ وَشَرِّهِ. وَاسْتَزِيْدُهُ مِنْ جَزِيْلَ عَطَائِهِ وَبِرِّهِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً مَنْ اَوْجَدَهُ بَعْدَ عَدَمِهِ, وَامْتَزَجَ تَوْحِيْدُهُ بِلَحْمِهِ وَدَمِهِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ بَرِيَّتِهِ, اَلْمَخْصُوْصُ بِوَحْيِهِ وَرِسَالَتِهِ. اَللَّهُمُ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ المُوْفِيْنَ بِعَقْدِ ذِمَّتِهِ وَاِيْمَانِهِ. اَمَّابَعْدُ فَيَاعِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَّقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
Marilah senantiasa kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan menajalankan syari’at islam dengan bersungguh-sungguh dalam artian melaksanakan semua perintahNya dan menjuhi segala apa yang dilarangNya.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia !!!
Memeluk  agama Islam atau masuk islam itu merupakan perkara yang  sangat mudah, dan tidak ada kesukarannya. Dapat dilakukan oleh segala orang yang tidak gila (sadar/sehat rohani). Akan tetapi mengerjakan peraturan yang telah diatur  oleh agama islam itu tidak semua orang dapat melakukannya. Karena hal tersebut harus dibaringi dengan kesabaran dan tawakkal atau penyerahan diri kepada Allah SWT.
Tawakkal ‘alallah merupakan hal yang teramat berat dirasakan hawa nafsu kita manusia, begitupula dengan sabar dalam mengahadapi cobaan dan godaan. Suka bersabar dan bertawakkal itu adalah suatu senjata yang perlu ada pada setiap pemeluk agama Islam dalam menjalankan perintah Allah SWT, dan menolak segala perbuatan terlarang  dalam agamanya.
 Orang yang beriman kepada Allah dengan  sesungguhnya bersabar bertawakkal kepadanya dalam menjalankan perintah-perintah yang trdapat didalam agamanya. Tidaklah dapat  diganggu dan diperdayakan oleh Syaithan dan kaki tangannya. Sebagaimana ferman Allah SWT:
اِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطاَنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ (النحل: ۹۹)
Artinya: “Sesungguhnya syaithan tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan menyerahkan diri kepada Allah.” (An-Nahl: 99)
Jadi syaitan itu  hanya dapat memperdayakan orang-orang yang tidan beriman dan tidak  menyerahkan diri kepada Allah. Fiman Allah:
اِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَوْنَهُ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُوْنَ (النحل:١٠٠)
Artinya: “Hanya kekuasaan syaithan itu atas orang-orang yang menurutkan bujukannya dan orang-orang yang menyekutukan Allah.” (An-Nahl:  100)
Janji hendak melakukan kebaikan, hendak bersedekah, berinfaq dll amal kebaikan, dapat dirasakan dan dipungkiri karena menuruti bujuk rayuan syaithan. Syaithan membisikkan kedalam hati orang yang hendak mengorbankan hartanya dijan yang diridhoi Allah SWT, bahwa nanti hartanya  habis dan susuah mendapat gantinya dan lain sebagainya. Syaithan terus membisikkan sehingga timbul keraguan, menggoyangkan imannya dan akhirnya ia tidak percaya kepada janji Allah SWT didalam Al-Qur’an.
Sidang jama’ah jum’ah yang berbahagia !!!
Untuk menghindari ketergelinciran beragama kedalam bujukan syaitan maka hendaklah ia memperhatikan firman Allah:
وَلَاتَتَّخِذُوْا اَيْمَانِكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوْتِهَا وَتَذُوْقُوْا السُّوْءَ صَدَدْتُمْ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ وَلَكُمْ عَذُابٌ عَظِيْمٌ. (النحل: ٩٤)
Artinya:  Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai tipu day antara kamu karna nanti tergelincir kaki sesudah tegaknya dan nanti kamu merasakan bahaya kejahatan lantaran kamu berpaling dari jalan Allah dan bagi kamulah azab yang besar.” (An-Nahl: 94)
Demikianlah jika pemeluk agama tidak berhati sabar dan tidak bertawakkal kepada Allah, mudah ditipu dan digelincirkan imannya oleh syaithan.
Maka waktu mengeluarkan harta untuk keperluan agama Allah hendaklah kita berkeyakinan bahwa apa yang ada pada sisi Allah lebih banyak, lebih baik dan kekal dari apa yang kita miliki dan Allah tidak pernah memungkiri janji-janji Nya tetapi syaithanlah yang selalu berdusta dan mengingkari janji Nya
Dan lagi untuk memelihara iman hendaklah kita tawakkal menyerahakan diri kepada Allah dan berhati sabar dalam menghadapi segala macam cobaan dan ujian, karena dengan itulah kita dapat melaksanakan perintah-perintah agama, sehingga berpengaruh didalam masyarakat hidup kita. Semoga Allah teguhkan iman kita dan diberikan kita kesabaran dan tawakkal dalam menjalankan perintahnya dan menjauhkan laranganNya, sehingga kita selamat didunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin Yarabbal ‘Alamin
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. مَاعِنْدَكُمْ يَنْفَدُوْ وَمَا عِنْدَ اللهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوُااَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ (النحل: ٩٦)
Artinya:  “Apa-apa yang pada sisi kamu  bisa habis, tetepi apa-apa yang ada pada sisi Allah  kekal,  dan kami akan  membalas orang-orang  bersabar  dengan ganjaran  yanglebih baik dari usaha yang mereka telah kerjakan.” (An-Nahl: 97)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْاَنِ عَظِيْمِ. وَنَفَعْنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلَايَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمَنْكُمْ  تَلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْم. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُاللَه الْعَظِيْمِ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتُ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُرُ الرَّحِيْمِ.

khutbahnya 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat beserta salam akan tetap terlimpahkan kepada suri tauladan umat manusia, tokoh paling berpengaruh di dunia, yakni baginda Rasul: Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam. Tak lupa kepada keluarga, para sahabat, dan semua tabiinny. Mudah-mudahan kita dicatat oleh Allah sebagai umatnya, Amin ya rabbal…. Alamin.
Hadirin Rahimakumullah,
nama saya [sebutkan nama sendiri], siswa kelas .. SD, akan  menyampaikan uraian hikmah tentang ibadah sederhana di bulan ramadhan.
Alhamdulillah, dalam kesempatan ini, kita dapat bermuajahah (bertatap muka) di bulan yang penuh rahmat dan magfiroh dari Allah SWT, yakni bulan ramadhan. Al-Hadist mengatakan:

Artinya: “Jika telah masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu Surga akan dibuka, pintu-pintu Jahannam akan ditutup, dan para syaitan akan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Coba saya mau tanya, teman-teman suka berpuasa? Tarawihnya, bagaimana? …. Pinter!!! Alhamdulillah. [tips: gunakan interaksi sedemikian rupa sehingga mendapat jawaban dari audiens anak-anak]
Tapi sayang sekali, jika pahala yang melimpah di bulan suci ini hanya diraih dengan puasa dan tarawih saja, padahal sebenarnya ada banyak ibadah yang sederhana dan mudah dipraktikkan dengan pahala yang berlipat ganda. Seperti Senyum, Shodaqoh, dan Salam. Sekarang, insyAllah akan saya uraikan satu persatu.
(1) Yang pertama, senyum. Senyum itu menampakkan keramahan, bahkan hadist Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam,
watabassumuka fi wajhi akhiika shodaqoh
Artinya, ” Dan senyummu untuk saudara mu adalah sodaqoh. “
kita bisa senyum kepada teman, orangtua, adik, kakak, guru, tetangga, dan semua orang!
Saya mau test ni, teman-teman bisa senyum? coba liat, senyumnya mannnnna?!  :)
(2) Ibadah sederhana kedua adalah Shodaqoh,
Karena bulan ini kita puasa, teman-teman, yuk sisihkan uang jajan untuk berbagi dengan yang membutuhkan, atau infaq di masjid. Sedikitpun tak mengapa, yang penting ikhlasnya. :)
(3) Dan Ibadah sederhana yang ketiga yaitu salam, kita bisa mengucapkan salam: ketika masuk rumah maupun keluar rumah, mau masuk mushala atau masuk kelas di sekolah. Yaitu dengan mengucapkan.. Assalamualaikum.
Salam,juga harus di ucapkan setelah mendengar nama Muhammad, yaitu dengan mengucapkan Sallahu alaihi Wasalam, selain untuk penghormatan, juga sebagai pembeda antara Nabi Muhammad Sallahu alaihi Wasalam dengan nama Muhammad yang banyak digunakan umat muslim.

Hadirin Rahimakumullah,
Hebatnya lagi, ibadah sederhana; senyum, shodaqoh, dan salam bisa dijadikan oleh-oleh untuk bulan berikutnya. Sehingga kemuliaan bulan romadhon kali ini, dapat mengharumi sepanjang tahun. InsyAllah…

Demikian uraian hikmah tentang  ibadah sederhana di bulan ramadhan, semoga kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Teman-teman yang dirahmati Allah,
..<sebutkan nama sendiri>.. berbicara di depan bukan karena saya sudah lebih baik, hanya sekedar saling mengingatkan dalam kebajikan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Mohon maaf bila ada kesalahan, karena saya masih dalam tahap belajar.
ke Karawang cari durian
dari cikampek ke pamanukan
mumpung ini bulan Ramadhan
yuk, perbanyak amal kebaikan
betul.. betul.. betul..???
Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 10 Januari 2013

cara mandi wajib aatu mandi junub

Tata Cara Mandi Wajib/Junub Yang Benar: Mandi junub adalah mandi yang diwajibkan oleh agama Islam atas orang-orang mukalaf untuk pria ataupun wanita untuk membersihkan diri dari hadats besar. Beberapa kewajiban dan juga tata cara melakukan Mandi Junub/ Wajib yang benar.


Tata Cara Mandi Junub Yang Benar

Menurut aturan Syari’at Islamiyah, mandi junub itu dinamakan mandi wajib dengan mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh. Mandi junub ini adalah termasuk dari perkara syarat sahnya shalat kita, sehingga bila kita tidak mengerjakannya dengan cara yang benar maka mandi junub kita itu tidak dianggap sah sehingga kita masih belum lepas dari hadats besar.

* Beberapa keadaan yang diwajibkan untuk mandi junub :

1. Keluarnya Mani
Apakah karena syahwat atau karena sebab yang lainnya (mimpi basah). Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam dalam sabda beliau sebagai berikut :

(tulis haditsnya di Syarah Shahih Muslim An Nawawi juz 4 hal. 30 hadits ke 81)
Dari Abi Sa’id Al Khudri dari Nabi sallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda :
"Hanyalah air itu (yakni mandi) adalah karena air pula (yakni karena keluar air mani".
(HR. Muslim dalam Shahihnya.)

Dalam menerangkan hadits ini Al Imam Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An Nawawi menyatakan : "Dan Ma’nanya ialah : Tidak wajib mandi dengan air, kecuali bila telah keluarnya air yang kental, yaitu mani".

2. Berhubungan Badan (Seksualitas Suami-Istri)
Baik keluar mani atau tidak keluar mani. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya sebagai berikut :

(tulis haditsnya di Fathul Bari Ibni Hajar jilid 1 hal. 395 hadits ke 291)
Dari Abi Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi sallallahu alaihi waalihi wasallam, bahwa beliau bersabda :
“Apabila seorang pria telah duduk diantara empat bagian tubuh permpuan (yakni berhubungan seks) kemudian dia bersungguh-sungguh padanya (yakni memasukkan kemaluannya pada kemaluan perempuan itu), maka sungguh dia telah wajib mandi karenanya".
(HR. Bukhari dalam Shahihnya.)

3. Berhentinya Haid dan Nifas
4. Mati dalam Keadaan Muslim


Maka yang hidup wajib memandikannya. (Lihat topik pembahasan "Tata Cara dan Doa Sholat Jenazah").

Nah, Berikut Tata Cara Mandi Junub / Wajib yang Benar :

1. Mandi junub harus diniatkan ikhlas semata karena Allah Ta’ala dalam rangka menta’atiNya dan beribadah kepadaNya semata.

Niat Mandi Wajib

"Nawaitul Ghusla Liraf'il Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aalaa."
Artinya : ( di baca dalam hati! )
"aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena allah taala."

2. Dalam Mandi Junub, harus dipastikan bahwa air telah mengenai seluruh tubuh sampaipun kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di manapun di seluruh tubuh kita.
Karena itu siraman air harus dibantu dingan jari tangan untuk mengantarkan air ke bagian tubuh yang paling tersembunyi.

3. Mandi Junub dimulai dengan:
- Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing tiga kali dan cara membasuhnya dengan mengguyur kedua telapak tangan itu dengan air yang diambil dengan gayung. Dan bukannya dengan mencelupkan kedua telapak tangan itu ke bak air.

4. Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.

5. Kemudian telapak tangan kiri itu digosokkan ke lantai atau ke tembok sebanyak tiga kali. Dan setelah itu dibasuh dengan air.

6. Setelah itu berwudlu’ sebagaimana cara berwudlu’ untuk shalat.

7. Kemudian mengguyurkan air dari kepala ke seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan jari tangan ke sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan kumis serta rambut mana saja di tubuh kita sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh.

8. Kemudian bila diyakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka mandi itu diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.

9. Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.

10. Disunnahkan untuk melaksanakan Mandi Junub itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam.